Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengertian

Prinsip yaitu azas, dasar, keyakinan, pendirian. Prinsip merupakan suatu hal yang sangat penting, mendasar, bersifat mengarahkan, serta selalu ada dalam situasi serupa.
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses merencanakan serta menghasilkan suatu alat yang lebih baik berdasarkan hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik pula. Pengembangan kurikulum merupakan kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru sesuai langkah-langkah penyusunan krikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum merupakan suatu aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum dengan tujuan agar kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orang tua, masyarakat, dan bangsa.
Soetopo dan Soemanto (1993: 48 – 50) mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum sangat perlu memerhatikan prinsip relevansi, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, dan fleksibilitas. Prinsip – prinsip tersebut merupakan landasan yang kokoh untuk mewujudkan
kurikulum yang sesuai kebutuhan siswa, guru, dan masyarakat.
Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu proses yang kontinu yaitu suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum meliputi komponen, tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.

Sumber – sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum

Olivia (1995: 28) mengemukakan bahwa setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum diantaranya sebagai berikut.
  1. Data empiris (empirical data) merupakan data yang merujuk pada pengalaman terdokumentasi dan terbukti efektif.
  2. Data eksperimen (experiment data) merupakan data yang merujuk pada temuan – temuan hasil penelitian. Data hasil temuan merupakan data yang dipandang valid dan reliable sehingga tingkat kebenarannya meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum.
  3. Cerita / legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum). Banyak data hasil penelitian yang sifatnya terbatas, di samping itu banyak data – data lain yang diperoleh bukan dari hasil penelitian yang digunakan juga terbukti untuk memecahkan masalah – masalah kehidupan yang kompleks diantaranya yaitu adat istiadat yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum).
  4. Akal sehat (common sense). Data yang diperoleh dari penelitian sendiri akan digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.

Tipe – Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

Tipe – tipe prinsip pengembangan kurikulum yaitu tingkat validitas dan reliabilitas dari prinsip yang digunakan. Terdapat fakta, data, konsep, dan prinsip tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi karena sudah terbukti melalui uji riset yang berulang – ulang, terdapat pula data yang sudah terbukti tapi masih terbatas dalam kasus–kasus tertentu belum bias digeneralisasikan. Selain itu, terdapat data yang belum dibuktikan oleh riset tapi sudah terbukti dalam kehidupan nyata dan menurut pertimbangan akal sehat dipandang secara logis, baik, dan berguna.
Prinsip – prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip, sebagai berikut.
  1. Anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (whole truth) yaitu fakta, konsep, prinsip yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa berlaku ditempat yang berbeda.
  2. Anggapan kebenaran parsial (partial truth) yaitu suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa digeneralisasi.
  3. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (hypothesis) yaitu asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, yaitu judgement dan pemikiran akal sehat.

Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum

Terdapat prinsip umum dan prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum.

Prinsip Umum

Merupakan prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas
dari gabungan komponen – komponen yang membangunnya. Prinsip umum dibagi menjadi beberapa macam prinsip, yaitu :

  • Prinsip Relevansi
Soetopo & Soemanto (2007) mengungkapkan beberapa konsep dari prinsip relevansi. Pertama, relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik. Isi atau muatan kurikulum, seperti bahan pengajaran, hendaknya disesuaikan dengan kehidupan anak didik. 
Kedua, relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang. Materi atau bahan yang diajarkan kepada anak didik hendaknya bermanfaat bagi masa depan peserta didik. Oleh karena itu, pengembangan harus bersifat antisipatif.
Ketiga, relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Kurikulum dan proses pendidikan sedapat mungkin dikaitkan dengan dunia kerja yang sesuai dengan jenis pendidikannya sehingga pengetahuan yang diperoleh peserta didik dapat diaplikasikan dengan baik dalam dunia kerja.
Keempat, relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan. Contohnya, kemajuan suatu bangsa tidak luput dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersumber dari penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, program pendidikan (kurikulum) hendaknya mampu memberi peluang kepada anak didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta selalu siap menjadi pelopor dalam penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
  • Prinsip Efektivitas
Prinsip efektivitas adalah sejauh mana perencanaa kurikulum dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Pertama, efektivitas mengajar pendidik yang berkaitan dengan tingkat keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan. Kedua, efektivitas belajar anak didik yang berhubungan dengan tingkat ketercapaian tujuan pengajaran melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Apabila salah satunya berjalan tidak efektif, maka dapat mengakibatkan tujuan pengajaran tidak tercapai. 
  • Prinsip Efisiensi
Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan dapat membuahkan proses dan hasil belajar yang optimal. 
  •  Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)
Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menunjukkan adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan, jenis dan program pendidikan, serta bidang studi.
Pertama, kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah yang berkaitan dengan bahan pelajaran (subject matters) yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya.
Kedua, kesinambungan di antara berbagai bidang studi, yang berkaitan dengan hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya.
  • Prinsip Fleksibilitas (keluwesan)
Kurikulum yang dikembangkan harus memiliki ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak. 
Pertama, fleksibilitas dalam memilih program pendidikan, yang berkaitan dengan pengadaan program-program pilihan yang dapat berbentuk jurusan, spesialisasi, ataupun program-program pendidikan keterampilan yang dapat dipilih berdasar kemampuan dan minat siswa. 
Kedua, fleksibilitas dalam pengembangan program pembelajaran, yang berkaitan dengan pemberian kesempatan kepada para pendidik dalam mengembangkan sendiri program-program untuk pencapaian tujuan dan bahan pengajaran yang bersifat umum.
  • Prinsip Berorientasi Tujuan
Prinsip berorientasi tujuan berarti langkah awal sebelum memilih dan mengembangkan komponen-komponen kurikulum ialah menetapkan tujuan. Selanjutnya, pelbagai komponen kurikulum lainnya dipilih dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, isi atau bahan pelajaran, alokasi waktu, media/sumber belajar, kegiatan pembelajaran, penilaian diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Prinsip Khusus
  • Prinsip Penentuan Tujuan Pendidikan
Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum dan khusus, sumber dari perumusan tujuan pendidikan sebagai berikut.
1) Ketentuan dan kebijakan pemerintah
2) Survei mengenai persepsi orang tua / masyarakat tentang kebutuhan mereka
3) Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang – bidang tertentu
4) Survei tentang manpower (sumber daya manusia)
5) Pengalaman negara lain dalam masalah yang sama
6) Penelitian
  • Prinsip Pemilihan Isi Pendidikan
Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi kurikulum. Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi kurikulum adalah sebagai berikut.
1) Perlu penjabaran tujuan pendidikan kedalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana
2) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
3) Unit – unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
  • Prinsip Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar. Menentukan pendekatan dan strategi yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam menentukan kegiatan proses belajar mengajar, hendaknya memperhatikan hal – hal berikut.
1) Apakah metode / teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
2) Apakah metode / teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
3) Apakah metode / teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat – tingkat?
4) Apakah metode / teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
5) Apakah metode / teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru, atau kedua – duanya?
6) Apakah metode / teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
7) Apakah metode / teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar mengajar disekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat?
  • Prinsip Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
Dalam mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien perlu didukung oleh penggunaan media dan alat bantu pembelajaran yang tepat.
1) Alat / media apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya?
2) Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya
3) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pembelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain – lain?
4) Bagaimana pengintergrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
  • Prinsip yang Berkenaan dengan Penilaian atau Evaluasi
Prinsip evaluasi, yaitu objektivitas, komprehensif, kooperatif, mendidik, akuntabilitas, dan praktis. Dalam praktiknya, terdapat 5 fase pengembangan kurikulum dalam kegiatan evaluasi di antaranya sebagai berikut.
1) Perencanaan evaluasi
2) Pengembangan alat evaluasi
3) Pengumupulan data
4) Pengolahan hasil evaluasi
5) Laporan dan pemanfaatan hasil evaluasi

Komentar

Postingan Populer