Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum.Bagian-bagian berikut akan difokuskan pada uraian tentang evaluasi dalam fase pengembangan kurikulum.
Tujuannya, berbagai konsep/model evaluasi yang pernah dikembangkan, tinjauan masing-masing konsep/model, dan akhirnya model evaluasi yang disarankan.
Tujuan Evaluasi Kurikulum
Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan :
- Perbaikan program
Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. Disini evaluasi lebih merupakan kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena evaluasi itu dipandang sebagai faktor yang memungkinkan dicapainya hasil pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan.
- Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua, petugas-petugas pendidikan, dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yang bersangkutan. Dalam mempertanggungjawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan tersebut.
- Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Konsep /Model Evaluasi
Berbagai konsep/model evaluasi yang telah dikembangkan selama ini dapat digolongkan ke dalam empat rumpun model – measurement, congruence, illumination, dan educational system evaluation.
1. Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Obyek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat dibakukan. Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi adalah data obyektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut:
- Menempatkan `kedudukan` setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar.
- Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda-beda melalui analisis secara kuantitatif.
- Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang reliabel dan valid.
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program,
bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan.
bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan.
- Menggunakan prosedur pre- and post-assessment dengan menempuh langkah- langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
- Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
- Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
- Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program.
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program. Obyek evaluasi mencakup latar belakang dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subyektif (judgment data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara sebagai berikut:
- Menggunakan prosedur yang disebut progressive focussing dengan langkah-langkah pokok orientasi, pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab-akibat.
- Bersifat kualitatif-terbuka, dan fleksibel-eklektif.
- Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen dan bila perlu mencakup pula tes.
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif 9 maupun data subyektif (judgment data)Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut:
- Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal.
- Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria eksternal yaitu performance program yang lain.
- Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket, dan analisis dokumen.
Model yang Disarankan
Dengan mempelajari secara cermat tentang berbagai konsep/model evaluasi kurikulum. Masing- masing konsep/model tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Dalam mengevaluasi kurikulum tentunya diperlukan kecermatan dalam memilih
model mana yang dianggap tepat.
Ketepatan suatu model tak dapat dilepaskan dari tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan evaluasi yang diadakan. Setiap model, termasuk model yang keempat (educational system evaluation) memiliki kekuatan dan kelemahan ditinjau dari berbagai segi. Sehubungan dengan itu, berkenaan dengan model mana yang akan disarankan, dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kurikulum yang sedang dikembangkan, model educational system evaluation, tampaknya merupakan model yang paling tepat. Kelemahan masing-masing model yang lain dapat ditanggulangi oleh model ya keempat ini. Terlepas dari kenyataan tersebut, untuk mencapai tujuan evaluasi yang bersifat khusus, ketiga model yang lain pun masih dapat memberikan sumbangan:
- Untuk keperluan seleksi dan klasifikasi siswa serta membandingkan efektivitas kurikulum yang baru dengan kurikulum yang ada, model measurement tepat untuk digunakan.
- Untuk mengkaji efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk menetapkan tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan pembelajaran, model congruence tergolong ampuh untuk digunakan. Akhirnya, bila kita ingin memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang proses pelaksanaan kurikulum beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, model illumination akan sangat membantu.
Sumber : Direktori file UPI
Komentar
Posting Komentar