Organisasi Kurikulum
Organisai kurikulum berdasarkan mata pelajaran dibedakan atas empat pola yaitu Separated Curriculum, Corellated Curriculum, Boradfield Curriculum, dan Integrated Curriculum.
1. Mata Pelajaran Terpisah (Separated Curriculum)
Mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) bertujuan agar generasi muda mengenal hasilhasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan secara berabad-abad, agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali dengan apa yang telah diperoleh dari generasi terdahulu (Nasution, 1986 dalam Ruhimat, T. dkk, 2009: 85).
Secara fungsional bentuk kurikulum ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, kelebihan pola mata perlajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) adalah sebagai berikut.
- Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis, sederhana, dan mudah dipelajari.
- Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya terdahulu.
- Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan.
- Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
Sedangkan kekurangan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) adalah sebagai berikut.
- Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah, tidak menggambarkan adanya hubungan antara materi-materi satu dengan yang lainnya.
- Bahan pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak bersifat actual.
- Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru sedangkan siswa cenderung pasif.
- Bahan pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan masa lalu yang terlepas dengan kejadian masa sekarang dan yang akan datang.
- Bahan pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan sosial yang dihadapi siswa maupun kebutuhan masyarakat.
- Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memperhatikan bakat, minta, dan kebutuhan siswa.
2. Mata Pelajaran Terhubung (Correlated Curriculum)
Pola kurikulum korelasi yaitu pola organisasi kurikulum yang menghubungkan pembahasan suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, atau suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya. Materi kurikulum yang terlepas-lepas diupayakan dihubungkan dengn materi kurikulum atau materi pelajaran yang sejenis atau relevan dengan tujuan pembelajaran sehingga dapat memperluas wawasan siswa. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pola kurikulum jenis ini. Kelebihannya adalah sebagai berikut.
- Ada keterhubungan antar materi pelajaran walau sebatas beberapa mata pelajaran.
- Memberikan wawasan yang lebih luas dalam lingkup satu bidang studi.
- Menambah minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang terkolerasi.
- Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang begitu mendalam.
- Kurikulum ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang aktual yang langsung berhubungan dengan kehidupan nyata siswa.
- Kurikulum ini kurang memperhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa.
- Apabila prinsip penggabungan belum dipahami kemungkinan bahan pelajaran yang disampaikan terlampau abstrak.
3. Fusi Mata Pelajaran (Broadfields Curriculum)
Fusi mata pelajaran atau dikenal juga dengan istilah broadfields curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang menghapuskan batas-batas mata pelajaran dan menyatukan mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam satu kesatuan, tujuannya adalah agar para pendidik mengerti jenis-jenis arti perkembangan kebudayaan yang efektif, manfaat yang didapat dari berbagai ragam disiplin ilmu, dan upaya mendidik anak agar menghasilkan anak yang civilled (Idi, 1999:29 dalam Ruhimat, T. dkk, 2009: 87).
Beberapa disiplin ilmu sejenis disatukan dalam satu mata pelajaran tertentu. Nama mata pelajaran ini bisa beragam, namun dalam sistem pendidikan formal atau persekolahan kita mengenal nama mata pelajaran:
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan peleburan dari Ilmu Fisika, Ilmu Hayat, Ilmu Kimia, dan Ilmu Kesehatan.
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hasil peleburan Ilmu Bumi, Sejarah, Civic, Hukum, Ekonomi, Geografi dan sejenisnya.
- Bahasa, hasil peleburan Membaca, Menulis, Mengarang, Menyimak, dan Pengetahuan Bahasa.
- Matematika, peleburan dari Berhitung, Aljabar, Ilmu Ukur Sudut, Bidang, Ruang, dan Statistik.
- Kesenian, adalah hasil peleburan dari Seni Tari, Seni Suara, Seni Klasik, Seni Pahat dan Drama.
Model organisasi ini memiliki keunggulan diantaranya adalah matapelajaran akan semakin dirasakan kegunaannya sehingga memungkinkan pengadaan mata pelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar generalisai. Ada pun kelemahannya adalah hanya memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, kurang logis dari suatu mata pelajaran (Soetopo dan Soemanto dalam Idi 1999:29-30 dalam Ruhimat, T dkk, 2009:87).
4. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Kurikulum ini memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu (integrasi) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan sehingga batas-batas antar mata pelajaran dapat ditiadakan. Pembelajaran yang mungkin digunakan adalah pemecahan masalah, metode proyek, pengajaran unit, inkuiri, discovery, dan pendekatan tematik yang dilakukan dalam pembelajaran kelompok maupun secara individu. Pengembangan program pembelajaran perlu dilakukan secara bersama-sama antara siswa dan guru, tetapi sebelumnya guru harus menyiapkan rancangan program pembelajaran sebagai acuan yang perlu dikembangkan bersama-sama dengan siswa atau mungkin dengan masyarakat.
Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam kurikul ini. Adapun kelebihan dari kurikulum ini adalah sebagai berikut.
Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam kurikul ini. Adapun kelebihan dari kurikulum ini adalah sebagai berikut.
- Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh dalam menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.
- Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya secara individu.
- Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan permasalahan secara komprehensif dan dapat mengembangkan belajar secara bekerjasama.
- Mempraktekan nilai-nilai demokratis dalam pembelajaran.
- Memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara maksimal.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada pengalaman langsung.
- Dapat membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
- Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola kurikulum yang lain.
Adapun kekurangan dari bentuk kurikulum ini adalah sebagai berikut.
- Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini.
- Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis.
- Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana.
- Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara mencolok.
- Kemungkinan akan memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak.
Harapan ideal dari kurikulum ini yaitu dapat membentuk kemampuan siswa yang terintegrasi yang menggambarkan manusia yang harmonis sesuai dengan kebutuhan masyarakat maupun sesuai dengan tuntutan profesi siswa sebagai individu. Penilaian yang dikembangkan dalam kurikulum ini cenderung lebih komprehensif dan terpadu, yaitu penilaian dilakukan secara utuh terhadap kemampuan siswa selama dan setelah pembelajaran selesai.
Beberapa bentuk organisasi kurikulum dalam kategori ini diantaranya:
1) Kurikulum Inti (Core Curriculum)
Beberapa karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah sebagai berikut.
- Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan, selalu berkaitan, dan direncanakan secara terus-menerus.
- Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan.
- Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema yang dihadapi secara aktual.
- Isi kurikulum mengambil atau mengangkta subtansi yang berisfat pribadi maupun sosial.
- Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalaman terpadu.
2) Social Function dan Persistent Situations
Kurikulum ini didasarkan atas analisis kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat. Dalam social function ini dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan manusia yang dapat dijadikan sebagai topik pembelajaran. Kegiatan-kegiatan manusia di masyarakat setiap saat akan berubah sesuai dengan perkembangan jaman sehingga substansi social function bersifat dinamis. Sebagai modifikasi dari social function adalah persistent life situations, kajian substansi dalam kurikulum bentuk ini lebih mendalam dan terarah. Karakteristiknya adalah situasi yang diangkat senantiasa yang dihadapi manusia dalam hidupnya, masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang. Secara umum ada tiga kelompok situasi yang akan dihadapi manusia, diantaranya:
- Situasi-situasi mengenai perkembangan individu manusia, diantaranya kesehatan, intelektual, moral, dan keindahan.
- Situasi untuk perkembangan partisipasi sosial, yaitu hubungan antar pribadi, keanggotaan kelompok, hubungan antar kelompok.
- Situasi-situasi untuk perkembangan kemampuan menghadapi faktor-faktor ekonomi dan daya-daya lingkungan, seperti bersifat alamiah, sumber teknologi, struktur dan daya-daya sosial ekonomi.
Dalam kurikulum 2004 mulai dikembangkan pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup (life skills). Dasar pemikirannya adalah bahwa kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan melalui pendidikan, terutama pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas berpikir, kalbu, dan fisik serta dapat memilih kegiatan-kegiatan kehidupan yang seharusnya dilakukan siswa sebagai manusia. Kecakapan hidup adalah pengetahuan yang luas dan interaksi kecakapan yang diperkirakan merupakan kebutuhan esensial bagi manusia dewasa untuk dapat hidup secara mandiri di masyarakat.
3) Experience atau Activity Curriculum
Kurikulum ini cenderung mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalamanpengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegrasi dengan lingkungan maupun dengan potensi siswa. Kurikulum ini pada hakikatnya menekankan pada pentingnya siswa berbuat dan melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya vokasional, tetapi tidak meniadakan aspek intelektual atau akademik siswa. Salah satu karakteristik dari kurikulum ini adalah untuk memberikan pendidikan keterampilan atau kejuruan tetapi di dalamnya tercakup pengembangan kemampuan intelektual dan akademik yang baerkaitan dengan aspek keterampilan atau kejuruan tersebut.
Ada empat tipe pembelajaran proyek yang dapat dikembangkan dalam activity curriculum, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Construction on creative project. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengembanglan ide-ide atau merealisasikan suatu ide dalam suatu bentuk tertentu.
- Appreciation on enjoyment project. Pembelajaran ini bertujuan menikmati pengalaman pengalaman dalam bentuk apreasi atau estetis atau estetika.
- The problem project. Pembelajaran ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang bersifat intelektual tetapi ada subtansi keterampilannya (vokasional).
- The drill or specific project. Pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh beberapa item atau tingkat keterampilan.
Beberapa keuntungan yang akan dirasakan dalam pembelajaran jenis ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Siswa akan berpartisipasi sepenuhnya dalam situasi belajar, karena siswa akan mengalami dan melakukan secara langsung berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
- Pembelajaran ini akan menerapkan berbagai prinsip-prinsip belajar yang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam pembelajaran.
- Mengandung aspek estetika, intelektual, vokasional, dan kreatifitas siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ruhimat, Toto, dkk. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurtekpen.
Komentar
Posting Komentar